Ahlan Wa Sahlan

Selamat Bergabung Dalam Komunitas Para Pencinta Al-Qur'an

Selasa, Juli 06, 2010

Teori tajwid, kalau sulit kenapa harus dipelajari..??



Sekitar tujuh tahun lalu, seorang kiyai kondang mantan napi (narapidana) di negeri ini, dalam ceramahnya, menceritakan reaksi teman-temannya ketika dia memutuskan untuk mengucapkan syahadat. Kesaksian yang menjadikannya seorang muslim. Meskipun sudah masuk islam, hubungan baik mantan preman ini dengan teman-temannya selalu terjaga. seminggu setelah masuk islam, dalam sebuah perjalanan bersama teman yang masih non muslim, ia ditanya : “ton, lu kan udah seminggu masuk islam, lu udah bisa baca Qur’an belum ? “. Rupanya si non muslim ini, sangat mengenal bahwa warga muslim di negeri ini banyak yang tidak mengenal baca Al-Qur’an. –maklum, preman kan banyak juga yang mengaku muslim-. Mendengar pertanyaan yang bernada “nge-test” ini, dengan penuh percaya diri dia menjawab, “kan gua dah masuk islam.,ya pasti bisa lah”, padahal dalam hati dia berpikir “pasti lu ga bakal bisa ngetes gua., gua kan ga mau islam diremehin gini.”. si non muslim cukup terkejut. “hebat juga lo ya..? baru seminggu masuk islam dah bisa ngaji”. Rupanya tidak sampai disitu. Si non muslim terus berpikir untuk membuktikan omongan temannya. Beberapa menit kemudian mereka melihat rombongan pengantar jenazah bejalan kaki, melewati ruas jalan raya ibukota. Pada keranda jenazah yang digotong tersebut, terdapat kaligrafi arab menghiasi. Sepontan si non muslim bertanya “nah,, lu bisa baca ga tulisan yang di keranda itu ? itu kan tulisan yang sering gua liat di gerbang masjid”. Dengan PD, “ooh,, itu mah bacaannya, inna lillahi wa inna ilaihi rooji’uun”. Jawabnya asal, karena setiap kali ada warga muslim meninggal, ia selalu mendengar kalimat pengumuman seperti itu. “gila lu, bener-bener hebat lu ya..??” temannya semakin heran. “nah.., lu tahu artinya ga ??” tanyanya menantang penuh penasaran. Dengan yakin sang muallaf menjawab “oo., itu artinya : “bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk..”. jawaban yang membuat temannya terdiam, mengakui kata-katanya dan tidak bertanya lagi.

Bagaimana jika pertanyaan itu ditujukan kepada kita ? ya. Kita yang muslim.

Hari ini, belasan tahun atau bahkan puluhan tahun sudah, masing-masing kita melewati awal usia baligh. Baik dengan menstruasi (bagi wanita) atau dengan mimpi basah (untuk pria). Baligh merupakan tanda seorang muslim mulai mengemban amanah penghambaan kepada Allah. Dan hari ini pun kita tetap merasa seorang muslim. Ya. Muslim karena terlahir dari keluarga yang beragama islam –alhamdulillah-. Tapi, tidak ada salahnya jika kita bertanya kepada diri masing-masing “sudahkah aku mempelajari Al-Qur’an ? sudah mampukah aku membaca firman Allah dalam kitab-nya ? atau sudah benarkah bacaan qur’anku selama ini ? atau predikat seorang muslim selama ini hanya tertera dalam KTP saja ?

Tahun 1999 lalu, merupakan awal perkenalan saya dengan TPA Al-Hidayah di bilangan tebet, Jakarta Selatan. Mulai anak-anak, remaja, hingga orang dewasa bahkan manula pun tertarik untuk mepelajari Cara Baca Al-Qur’an. Akan tetapi, setelah 3 tahun berlalu, di tengah jalan satu persatu mereka sibuk dengan kuliah atau bekerja, sehingga lambat laun jumlahnya pun semakin berkurang. Di lembaga qur’an at-taibiin senen, pun terjadi hal yang sama. Berawal dengan jumlah yang cukup banyak, lalu berkurang sampai akhirnya habis tak tersisa. Dalam pikiran saya, selalu menggelayut satu pertanyaan. Sebenarnya apa yang menyebabkan banyak orang tidak betah atau merasa kesulitan mempelajari cara baca Al-Qur’an ??
Memasuki tahun 2003, tujuh tahun yang lalu. Saya berkenalan dengan tujuh orang warga pendatang di kota mataram. Mereka sudah sejak lama mempelajari cara baca Al-Qur’an. Namun sampai hari itu masih merasa kesulitan. Perkenalan dan silaturrahim ini lah yang mengantarkan saya menemukan jawaban dari pertanyaan dan pencarian panjang selama ini. Teori tajwid yang begitu rumit, dengan istilah-istilah bahasa Arab yang harus dihapal, mejadi kendala utama. Ditambah lagi dengan cara penyajian yang sulit dipahami oleh para pemula. Berbekal ilmu dan pengalaman yang ada pada saat itu, saya mencoba menyederhanakan istilah-istilah tajwid agar mudah diingat dan tepat dalam penerapkannya ketika tilawah Al-Qur’an.

Hasilnya…?? Subhanallah, Allah membuktikan firmanNya :
ولقد يسرنا القران للذكر فهل من مدكر
17. dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?

Ya. Ternyata membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar (tartil) tanpa menguasai teori bukanlah mustahil. Maha benar Allah dalam firmanNya. Setelah ± 15x pertemuan ketujuh warga tersebut mulai mengenal dan membedakan bacaan yang salah atau yang benar dalam tilawah Al-Qur’an. Dengan sangat disiplin, mereka melatih setiap teori sederhana yang saya sampaikan. Atas izin Allah, mereka pun mampu tilawah dengan tartil. Alhamdulillah. Liburan saat itu menjadi liburan paling indah sepanjang masa kuliah yang saya tempuh di Jakarta. Semoga Allah memelihara mereka semua.

Tiga tahun kemudian, teori-teori sederhana itu saya tuangkan dalam sebuah manual book metode belajar Al-Qur’an. Dan dengan semangat ingin memudahkan siapapun yang mempelajari Al-Qur’an. Metode tersebut saya namakan “metode el-Taisiir”. Metode yang terdiri dari tiga jilid ini merupakan metode pertama yang mengajarkan Al-Qur’an tanpa mempersulit peserta dengan teori tajwid yang rumit. Dan melalui tulisan ini, penulis ingin mengajak para pembaca (siapa pun anda, berapa pun usia anda dan apa pun profesi anda). Jika anda belum mampu atau belum tartil dalam membaca Al-Qur’an, jangan putus asa..!! insyaAllah bersama kami (Lembaga Qur’an el-Taisiir), kemudahan mempelajari Al-Qur’an akan menjadi begitu nyata..

Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui tentang metode el-Taisiir :
• Metode el-Taisiir tidak dijual bebas.
• Metode el-Taisiir hanya dipakai oleh peserta yang mengikuti proses belajar di Lembaga Qur’an el-Taisiir atau lembaga yang bekerjasama dengan LQ el-Taisiir.
• Pengajar metode el-Taisiir adalah guru yang mendapatkan rekomendasi layak mengajar langsung dari penyusun/ trainer metode el-Taisir.
• Metode el-Taisiir mengajak anda mempelajari Al-Qur’an tanpa batas waktu dan usia.
Kepada pembaca, saya ucapkan terimakasih atas waktu yang telah diluangkan untuk membaca tulisan ini. Semoga Allah menjadikan kita bersaudara karena Al-Qur’an..Amin.

Kamis, Mei 27, 2010

SEPULUH POINT DASAR ILMU TAJWID

Oleh: MUAZZAM PANDRI, Lc.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang teori-teori dalam sebuah cabang ilmu yang akan kita pelajari, alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu 10 point dasar yang berkaitan dengan ilmu yang akan kita pelajari tersebut. Karena Kesepuluh point dasar ini dimiliki oleh semua cabang ilmu,tak terkecuali ilmu tajwid. Karena Kesepuluh point dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Nama Ilmu yang akan dipelajari
Nama ilmu yang akan kita bahas adalah ilmu tajwid, atau disebut juga ilmu tartil dan ada juga yang menyebutnya dengan nama Haqqut tilawah.

2. Definisi
Definisi ilmu tajwid menurut etimologi adalah memperbaiki atau membuat sesuatu menjadi indah.
Sedangkan menurut terminology, Ilmu tajwid adalah memberikan hak dan mustahaq semua huruf hijaiyah yang meliputi pengucapan dengan makhraj dan sifat yang sempurna, mengetahui cara berhenti dan memulai, dengan tidak berlebihan dan terlelau dipaksakan sebagaimana yang dipelajari oleh kaum muslimin dari rasulullah melalui proses talaqqi.

3. Obyek pembahasan
Obyek pembahasan ilmu tajwid adalah semua kata yang termaktub dalam Al-Qur’anul Karim.

4. Out put/hasil
Hasil yang diharapkan setelah mempelajari ilmu tajwid adalah agar lidah terjaga dari kesalahan ketika membaca Al-Qur’an, lebih dari itu agar ridho Allah dapat diraih dengan bacaan yang benar.


5. Keutamaan
Ilmu tajwid termasuk cabang ilmu yang paling mulia dibandingkan dengan ilmu yang lain, karena pembahasan dalam ilmu ini berkaitan dengan firman Allah yaitu Al-Qur’anul Karim.

6. Hubungannya dengan ilmu yang lain
Ilmu tajwid sangat berbeda dengan cabang ilmu yang lain, karena ilmu tajwid adalah ilmu yang tidak bisa dipelajari sendiri secara otodidak, tapi dipelajari dihadapan seorang pengajar yang ahli dalam bidang ini.

7. Penemu/Pelopor
Orang yang pertama kali mempelopori penyusunan teori-teori ilmu tajwid adalah para ulama yang ahli di bidang ini, yaitu para ahli bahasa arab seperti Kholil bin Ahmad Al-Farohidy dan muridnya sibawaih.
Pada akhir abad ke III H dan awal abad ke IV H ilmu tajwid berdiri sendiri sebagai sebuah cabang ilmu, dan orang yang pertama kali menyusun buku dalam bidang ini adalah Imam Musa Al-Haqqani (wafat 325 H).

8. Sumber
Ilmu tajwid bersumber dari Al-Qur’an, sebabgaimana firman Allah:
ورتل القرءان ترتيلا

Artinya: Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.

Selain itu ilmu tajwid juga bersumber dari perbuatan nabi Muhammad saw dan bagaiman cara beliau mengajarkan cara baca Al-Qur’an ini kepada para sahabatnya melalui proses talaqqi yang diwarisi oleh para ulama sehingga sampai pada kita secara mutawatir.

9. Hukum
Hukum mempelajari ilmu tajwid terbagi menjadi dua:
A. Mempelajari ilmu tajwid secara teori
Yang dimaksud dengan Mempelajari ilmu tajwid secara teori adalah mempelajari teori-teori umum seperti hukum mim dan nun mati, hukum mad dan lain-lain. Mempelajari hal ini hukumnya fardhu Kifayah.

B. Mempelajari ilmu tajwid secara praktek
Adapun mempelajari ilmu tajwid secara praktek adalah mempelajari bagaimana pengucapan dan membaca Al-Qur’an dengan benar sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah. Dalam hal ini hukumnya fardhu ain berdasarkan dalil-dalil berikut:
1. Firman Allah dalam surat Al-Muzammil ayat 4 sebagai berikut:
ورتل القرءان ترتيلا

Artinya: Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan (tartil).

Membaca Al-Qur’an secara Tartil merupakan cara baca yang diajarkan Rasulullah kepada para sahabatnya sebagaimana beliau diajarkan oleh jibril dengan cara seperti ini juga. Karena itu, membaca Al-Qur’an secara tartil melalui proses talaqqi merupakan sebuah kewajiban.
2. Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 121 sebagai berikut:

yang Artinya sbb: orang-orang yang telah Kami berikan Al kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya[84], mereka itu beriman kepadanya. dan Barangsiapa yang ingkar kepadanya, Maka mereka Itulah orang-orang yang rugi.

[84] Maksudnya: tidak merobah dan mentakwilkan Al kitab sekehendak hatinya.

Berdasarkan ayat di atas, orang-orang yang membaca Al-Qur’an tidak dengan semestinya padahal dia mampu, dia termasuk dalam kategori orang-orang yang tidak membaca Al-Qur’an dengan sebenarnya (haqqa tilawatih).

3. Tidak sepantasnya Al-Qur’an dibaca seperti membaca Koran atau buku-buku yang lain. Karena memang membaca Al-Qur’an punya cara tersendiri yang contohkan oleh Rasulullah dan wajib diikuti oleh setiap muslim untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an.

Adapun orang yang tidak mampu membaca dengan benar serta tidak mampu mengucapkan hurup dengan semestinya, maka Allah tidak membebaninya dengan hal yang diluar batas kemampuannya.
Dalam hadits Rasulullah disebutkan: “Orang-orang yang membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar akan bersama dengan para malaikat yang mulia, adapun orang yang membacanya dengan terbata-bata dan merasa kesulitan dia mendapatkan dua pahala”

10. Pokok Bahasan
Pokok bahasan ilmu tajwid adalah teori tajwid secara umum yang meliputi: Hukum Nun mati dan tanwin yang setelahnya ada salah satu huruf (يرملون) wajib dibaca idghom.

Inilah sepuluh point dasar yang seyogyanya kita ketahui sebelum membahas lebih lanjut teori-teori tajwid. Semoga Allah mempermudah kita di dalam mempelajari kitab-Nya. Amien.

Rabu, Mei 19, 2010

Membaca surat Al-Kahfi hari Jum'at, sunnahkah..??

Bu Ina’ begitu asik membaca tiap lembar buku di tangannya. Seorang temannya datang menghampiri, na’ lagi ngapain ?tanyanya. “oh..ini lagi ngelancarin baca al-Qur’an.” Jawabnya singkat. Temannya sambil melongo’ menimpali “bukannya hari ini jum’at ? kenapa ga baca surat al-kahfi aja..?? dengan wajah penuh penasaran, ina’ balik bertanya, “ emang ada contoh dari Rasulullah ya ??

Dialog singkat di atas mungkin sangat seringa kita dengar, atau pernah kita alami. Kalau suatu saat hal yang sama terulang lagi ?? siapkah kita dengan jawaban atau pemahaman yang benar tentang hal itu ? semoga tulisan singkat ini dapat member pencerahan bagi kita semua.
Benarkah membaca surat al-kahfi pada hari jum’at merupakan sunnah rasul ? jika sunnah, adakah ketentuan atau batasan waktu untuk membacanya ?

Dalam tuntunan hadits rasulullah terdapat beberapa riwayat yang berhubungan dengan fadilah membaca surat al-kahfi di hari jum’at. Antara lain :
1. عن أبي سعيد الخدري قال : " من قرأ سورة الكهف ليلة الجمعة أضاء له من النور فيما بينه وبين البيت العتيق " . رواه الدارمي ( 3407 ) . والحديث : صححه الشيخ الألباني في " صحيح الجامع " ( 6471 )

Dari Abi sa’id al-khudri, beliau berkata rasulullah : barang siapa yang membaca surat alkahfi pada malam jum’at maka surat tersebut akan meneranginya dengan cahaya antara dia dan bait al-‘atiq (nama lain kota makkah/ka’bah). HR Addarimi (no.3407) dan dinyatakan shohih oleh syaikh Nashiruddin al-albani dalam kitabnya shohihul jami’ ( no.6471)

2. " من قرأ سورة الكهف في يوم الجمعة أضاء له من النور ما بين الجمعتين " .
رواه الحاكم ( 2 / 399 ) والبيهقي ( 3 / 249 ) . والحديث : قال ابن حجر في " تخريج الأذكار " : حديث حسن ، وقال : وهو أقوى ما ورد في قراءة سورة الكهف .
انظر : " فيض القدير " ( 6 / 198 ) .
وصححه الشيخ الألباني في " صحيح الجامع " ( 6470 ) .
“barang siapa yang membaca surat al-kahfi pada hari jum’at maka surat itu akan meneranginya dengan cahaya antara dua jum’at” HR. al-Hakim (2/399). Juga diriwayatkan oleh al-baihaqi (3/249). Imam ibnu hajar menyebut hadits ini dalam kitabnya “takhrijul adzkar” sebagai hadits hasan. dan mengatakan : hadits ini adalah dalil yang kuat sebagai landasan mengenai hukum membaca surat al-kahfi. keterangan ini dapat dipelajari dalam kitab : faidul qodiir (6) /198) dan kitab shahihul jami’ (6470).
3. . وعن ابن عمر رضي الله عنهما قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " من قرأ سورة الكهف في يوم الجمعة سطع له نور من تحت قدمه إلى عنان السماء يضيء له يوم القيامة ، وغفر له ما بين الجمعتين ".
قال المنذري : رواه أبو بكر بن مردويه في تفسيره بإسناد لا بأس به .
" الترغيب والترهيب " ( 1 / 298 ) .
Dan dari Ibnu umar radhiyallahu ‘anhuma berkata : telah beersabda Rasulullah SAW : “barang siapa yang membaca surat al-kahfi pada hari jum’at maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya kearah langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.
Al-Mundziri berkata : hadits ini diriwayatkan oleh Abu bakr bin murdawaih dalam tafsirnya dengan isnad yang tidak apa-apa. (dari kitab attarghib wattarhib jilid 1/298).
Adapun waktu membacanya adalah pada malam jum’at atau siang harinya. Sejak terbenamnya matahari pada sore hari kamis sampai tenggelamnya matahari pada hari jumat.
Mengenai hal ini, al hafidzh Ibnu Hajar mengungkapkan dalam kitab “amalih”-nya : demikian riwayat-riwayat yang ada menggunakan kata “hari” atau “malam” jum’at. Maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud “hari” temasuk malamnya. Demikian pula sebaliknya, “malam” adalah malam jum’at dan siangnya.
(keterangan tersebut dinukil oleh imam al-manawi dalam kitabnya : faidul qodir :6/199).
Sebagian ulama berpendapat bahwa hadits tentang membaca surat al-kahfi tidak satupun mencapai derajat shahih. Akan tetapi dikarenakan banyaknya riwayat hadits yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya, sehingga menjadi shahih lighairihi (sishahihkan karena dukungan hadits lainnya).
Pembaca yang dimuliakan Allah.., semoga keterangan singkat ini dapat menambah wawasan keislaman kita. Yang pada dasarnya kita semua sangat dianjurkan untuk membaca Al-Qur’an dalam setiap kesempata yang dapat kita luangkan. Bahkan Rasullah pernah bersabda : “jangan jadikan suasana rumahmu seperti kuburan, sesungguhnya rumah yang didalamnya dibacakan surat al-baqarah tidak akan dimasuki syaithon.” (HR.Muslim).
Wallahu a’lam.

Sabtu, Mei 01, 2010

"Padahal" dan "Tapi kok..??"

suatu hari aku dihubungi seorang teman. "akhi, antum bisa gantiin ana ga ? " suara penuh harap. " insyaAllah bisa.." jawabku singkat. Rupanya temanku ini berharap aku dapat menggantikannya menangani seorang pasien ruqyah yang beberapa kali pernah ia tangani. Tak lama, aku pun dijemput oleh seorang sopir. setelah berbincang dengan pak sopir sepanjang perjalanan, ternyata rumah yang kutuju adalah milik seorang pejabat di negeri ini. rumah yang sangat luas dan megah di kawasan perumahan elite kelapa gading, jakkarta utara. setelah menemui sepasang suami istri - sipemilik rumah- dan berdialog seputar permasalahan atau keluahan yang dirasakan. aku cukup tercengang ketikan si ibu menyatakan bahwa dia pernah didatangi nyi roro kidul, dan memintanya untuk menjadi sahabat. banyak kejadian aneh yang beliau ceritakan selama beberapa bulan terakhir. Cerita si bapak juga tak kalah mengherankan. Di kantor tempat dia bertugas, sering kali para teman sejawatnya merasa aneh, melihat wajahnya yang tiba-tiba terlihat sangat hitam dan tidak nyaman untuk dipandang. tapi menurut istrinya, malah muka si bapak sering terlihat seperti kingkong. hitam dan menakutkan. setelah bercerita panjang lebar, rupanya semua keanehan yang dirasakan oleh keluarga ini sangat berhubungan dengan lekatnya kehidupan masa lalu mereka dengan dunia klenik. betapa tidak. setiap kedatanganku kerumah yang dipenuhi patung ini, selalu membawa barang aneh-aneh yang berupa ajimat (azimat). saking banyaknya dukun yang pernah datang ke rumah ini, sampai-sampai dia tidak teringat lagi tempat-tempat yang pernah ditanamkan azimat di sekitar rumahnya. na'udzu billah..

singkatnya, setelah berkali-kali kedatanganku. setiap kali juga si ibu mengeluhkan keadaannya. banyak saran dan solusi yang aku sarankan. mulai dari sholat lima waktu yang harus dijaga, dzikir yang dicontohkan Rasulullah sampai terapi mandiri yang harus dimaksimalkan. sampai pada kedatanganku terakhir - entah yang keberapa- si ibu mengatakan : " Padahal saya sudah menjaga sholat lima waktu, padahal sholat dhuha saya rutinkan, padahal saya sudah dengerkan kaset ruqyah -maklum karena blum bisa baca Al-Qur'an- setiap hari sampai dzikir setiap saat., tapi kok saya masih saja mengalami hal-hal aneh atau gangguannya tidak hilang..??" Astaghfirullah..gumamku dalam hati.., Ya Allah bagaimana doa hamba-Mu akan kau kabulkan jika mereka sendiri tak sabar atas ujian-Mu, tak ridho atas taqdir-Mu.

ya. Dua kata, "padahal" dan "tapi kok..??" . subhanallah.., mungkin tanpa kita sadari dua kata tersebut sering terucap tapa sengaja. entah dalam doa atau dalam pengharapan yang sangat atas terwujudnya suatu keinginan. astaghfirullahal 'azhim..., semoga Allah mengampuni kekhilafan kita.

Kawan., tahukah kita bahwa dua kata tersebut merupakan isyarat ketidaksabaran terhadap jawaban (pengabulan) atas doa yang kita panjatkan kepada Allah..?? atau tanpa disadari ada kesombongan yang mengotori setiap ibadah yang dilakukan. bukankah kita hanya diwajibkan berusaha, berikhtiar sekuat tenaga lalu bertawakkal kepada Allah...?

Yakinlah, Allah maha mendengar segala yang kita pinta setiap kali kedua tangan terangkat memohon dalam munajat penuh harap. Allah punya banyak cara dalam menjawab doa hamba-Nya. Mengabulkan sesuai permintaan, ini yang umumnya paling diharap. Tapi adakalanya Allah menunda apa yang diminta, sampai pada waktu yang tepat dan terbaik menurut Allah. Atau Allah mengganti apa yang diminta dengan hal yang lebih baik untuk hamba-Nya. Dan terakhir, Allah tidak mengabulkan doa hamba-Nya di dunia, tapi dijadikan pahala kebaikan dalam timbangan amal di akhirat nanati. jadi, Allah selalu mendengar dan menjawab setiap permintaan kita.

Tapi jangan lupa setiap doa harus diiringi dengan keyakinan kepada Allah, bahwa doa yang kita panjatkan pasti akan dikabulkan..

ادعواالله وأنتم موقنون بالإجابة

berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan doa itu akan dikabulkan.

Jadi, mulai saat ini mari kita benahi keyakinan dan zhonn kita kepada Allah dalam tiap doa yang kita panjatkan. semoga hari-hari yang akan datang, menjadi lebih baik dari hari ini.. Amin..

Sabtu, April 24, 2010

Mencari Teman Sebaya

“eyang., nama lengkapnnya siapa..??” tanyaku dalam sebuah dialog dengan seorang ibu yang baru saja membaca beberapa ayat Al-Qur’an. Subhanallah..,dengan sangat santun, beliau menceritakan perjalananya dalam mempelajari Al-Qur’an. Betapa tidak, 65 tahun adalah usia yang cukup renta untuk memulai belajar membaca firman Allah. Tapi, bagi ibu yang akrab disapa eyang sri ini, usia bukanlah halangan untuk mempelajari baca-tulis Al-Qur’an. Terbukti. Kesabaran yang panjang telah mengantarkannya mampu berdialog dengan sang pencipta alam semesta, melalui tilawah Al-Qur’an. Di usianya yang semakin renta, nenek dari empat cucu ini, menitip harapan serta doa. agar suatu saat nanti, beliau mendapatkan teman sebaya dalam belajar Al-Qur’an. Kesehatan serta waktu luang di usia sepuh, benar-benar ingin beliau manfaatkan. Ketika ditanya tentang harapan dan pesan beliau untuk yang belum mampu membaca Al-Qur’an, dengan santun beliau menjawab, “mudah-mudahan terbukalah hatinya, dan tergugah untuk mempelajari surat-surat yang ditturunkan dan diperuntukkan kepada kita ini”. teriring senyum, jawaban mulia itu beliau ucapkan. Semoga Allah memberkahi umur panjangnya, Amin..

Segala bentuk kemudahan tentunya hanya datang dari Allah. Perkenalannya dengan el-Taisiir adalah perantara serta awal kemudahan itu beliau rasakan. ya, el-Taisiir. Metode yang merubah rumitnya teori tajwid menjadi kemudahan yang menyenangkan. Untuk tilawah dengan tartil, ternyata tidak sesulit teori yang kita kenal selama ini. Al-hamdulillah, atas izin Allah, metode susunan Fahrurrozi naksi, Lc. ini, telah membantu para peserta, menguasai tilawah dengan tartil tanpa menghapal atau menguasai teori tajwid. Memang Unik, tapi sangat menarik.

Untuk para pembaca yang merasa kesulitan mempelajari Al-Qur’an, mari mencoba dan membuktikan kemudahan mempelajari firman Allah..

Pengikut