Ahlan Wa Sahlan

Selamat Bergabung Dalam Komunitas Para Pencinta Al-Qur'an

Selasa, Juli 06, 2010

Teori tajwid, kalau sulit kenapa harus dipelajari..??



Sekitar tujuh tahun lalu, seorang kiyai kondang mantan napi (narapidana) di negeri ini, dalam ceramahnya, menceritakan reaksi teman-temannya ketika dia memutuskan untuk mengucapkan syahadat. Kesaksian yang menjadikannya seorang muslim. Meskipun sudah masuk islam, hubungan baik mantan preman ini dengan teman-temannya selalu terjaga. seminggu setelah masuk islam, dalam sebuah perjalanan bersama teman yang masih non muslim, ia ditanya : “ton, lu kan udah seminggu masuk islam, lu udah bisa baca Qur’an belum ? “. Rupanya si non muslim ini, sangat mengenal bahwa warga muslim di negeri ini banyak yang tidak mengenal baca Al-Qur’an. –maklum, preman kan banyak juga yang mengaku muslim-. Mendengar pertanyaan yang bernada “nge-test” ini, dengan penuh percaya diri dia menjawab, “kan gua dah masuk islam.,ya pasti bisa lah”, padahal dalam hati dia berpikir “pasti lu ga bakal bisa ngetes gua., gua kan ga mau islam diremehin gini.”. si non muslim cukup terkejut. “hebat juga lo ya..? baru seminggu masuk islam dah bisa ngaji”. Rupanya tidak sampai disitu. Si non muslim terus berpikir untuk membuktikan omongan temannya. Beberapa menit kemudian mereka melihat rombongan pengantar jenazah bejalan kaki, melewati ruas jalan raya ibukota. Pada keranda jenazah yang digotong tersebut, terdapat kaligrafi arab menghiasi. Sepontan si non muslim bertanya “nah,, lu bisa baca ga tulisan yang di keranda itu ? itu kan tulisan yang sering gua liat di gerbang masjid”. Dengan PD, “ooh,, itu mah bacaannya, inna lillahi wa inna ilaihi rooji’uun”. Jawabnya asal, karena setiap kali ada warga muslim meninggal, ia selalu mendengar kalimat pengumuman seperti itu. “gila lu, bener-bener hebat lu ya..??” temannya semakin heran. “nah.., lu tahu artinya ga ??” tanyanya menantang penuh penasaran. Dengan yakin sang muallaf menjawab “oo., itu artinya : “bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk..”. jawaban yang membuat temannya terdiam, mengakui kata-katanya dan tidak bertanya lagi.

Bagaimana jika pertanyaan itu ditujukan kepada kita ? ya. Kita yang muslim.

Hari ini, belasan tahun atau bahkan puluhan tahun sudah, masing-masing kita melewati awal usia baligh. Baik dengan menstruasi (bagi wanita) atau dengan mimpi basah (untuk pria). Baligh merupakan tanda seorang muslim mulai mengemban amanah penghambaan kepada Allah. Dan hari ini pun kita tetap merasa seorang muslim. Ya. Muslim karena terlahir dari keluarga yang beragama islam –alhamdulillah-. Tapi, tidak ada salahnya jika kita bertanya kepada diri masing-masing “sudahkah aku mempelajari Al-Qur’an ? sudah mampukah aku membaca firman Allah dalam kitab-nya ? atau sudah benarkah bacaan qur’anku selama ini ? atau predikat seorang muslim selama ini hanya tertera dalam KTP saja ?

Tahun 1999 lalu, merupakan awal perkenalan saya dengan TPA Al-Hidayah di bilangan tebet, Jakarta Selatan. Mulai anak-anak, remaja, hingga orang dewasa bahkan manula pun tertarik untuk mepelajari Cara Baca Al-Qur’an. Akan tetapi, setelah 3 tahun berlalu, di tengah jalan satu persatu mereka sibuk dengan kuliah atau bekerja, sehingga lambat laun jumlahnya pun semakin berkurang. Di lembaga qur’an at-taibiin senen, pun terjadi hal yang sama. Berawal dengan jumlah yang cukup banyak, lalu berkurang sampai akhirnya habis tak tersisa. Dalam pikiran saya, selalu menggelayut satu pertanyaan. Sebenarnya apa yang menyebabkan banyak orang tidak betah atau merasa kesulitan mempelajari cara baca Al-Qur’an ??
Memasuki tahun 2003, tujuh tahun yang lalu. Saya berkenalan dengan tujuh orang warga pendatang di kota mataram. Mereka sudah sejak lama mempelajari cara baca Al-Qur’an. Namun sampai hari itu masih merasa kesulitan. Perkenalan dan silaturrahim ini lah yang mengantarkan saya menemukan jawaban dari pertanyaan dan pencarian panjang selama ini. Teori tajwid yang begitu rumit, dengan istilah-istilah bahasa Arab yang harus dihapal, mejadi kendala utama. Ditambah lagi dengan cara penyajian yang sulit dipahami oleh para pemula. Berbekal ilmu dan pengalaman yang ada pada saat itu, saya mencoba menyederhanakan istilah-istilah tajwid agar mudah diingat dan tepat dalam penerapkannya ketika tilawah Al-Qur’an.

Hasilnya…?? Subhanallah, Allah membuktikan firmanNya :
ولقد يسرنا القران للذكر فهل من مدكر
17. dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?

Ya. Ternyata membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar (tartil) tanpa menguasai teori bukanlah mustahil. Maha benar Allah dalam firmanNya. Setelah ± 15x pertemuan ketujuh warga tersebut mulai mengenal dan membedakan bacaan yang salah atau yang benar dalam tilawah Al-Qur’an. Dengan sangat disiplin, mereka melatih setiap teori sederhana yang saya sampaikan. Atas izin Allah, mereka pun mampu tilawah dengan tartil. Alhamdulillah. Liburan saat itu menjadi liburan paling indah sepanjang masa kuliah yang saya tempuh di Jakarta. Semoga Allah memelihara mereka semua.

Tiga tahun kemudian, teori-teori sederhana itu saya tuangkan dalam sebuah manual book metode belajar Al-Qur’an. Dan dengan semangat ingin memudahkan siapapun yang mempelajari Al-Qur’an. Metode tersebut saya namakan “metode el-Taisiir”. Metode yang terdiri dari tiga jilid ini merupakan metode pertama yang mengajarkan Al-Qur’an tanpa mempersulit peserta dengan teori tajwid yang rumit. Dan melalui tulisan ini, penulis ingin mengajak para pembaca (siapa pun anda, berapa pun usia anda dan apa pun profesi anda). Jika anda belum mampu atau belum tartil dalam membaca Al-Qur’an, jangan putus asa..!! insyaAllah bersama kami (Lembaga Qur’an el-Taisiir), kemudahan mempelajari Al-Qur’an akan menjadi begitu nyata..

Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui tentang metode el-Taisiir :
• Metode el-Taisiir tidak dijual bebas.
• Metode el-Taisiir hanya dipakai oleh peserta yang mengikuti proses belajar di Lembaga Qur’an el-Taisiir atau lembaga yang bekerjasama dengan LQ el-Taisiir.
• Pengajar metode el-Taisiir adalah guru yang mendapatkan rekomendasi layak mengajar langsung dari penyusun/ trainer metode el-Taisir.
• Metode el-Taisiir mengajak anda mempelajari Al-Qur’an tanpa batas waktu dan usia.
Kepada pembaca, saya ucapkan terimakasih atas waktu yang telah diluangkan untuk membaca tulisan ini. Semoga Allah menjadikan kita bersaudara karena Al-Qur’an..Amin.

Tidak ada komentar:

Pengikut