Ahlan Wa Sahlan

Selamat Bergabung Dalam Komunitas Para Pencinta Al-Qur'an

Kamis, Oktober 10, 2019

Pandangan Islam Terhadap Kehidupan

ISLAMIC WORLD VIEW
(Ringkasan Materi DR. WIDO SUPRAHA. di Prog.MPAI-UIKA)
oleh : Fahrurrozi bin Naksi Shian

Kilas Sejarah

Zaman kegelapan atau dark ages adalah sebutan untuk zaman pasca runtuhnya kekaisaran romawi pada abad pertengahan sekitar tahun 1602 M . Hal ini mengisyaratkan bahwa pada masa romawi, ilmu pengetahuan dan sains mengalami perkembangan. Akan tetapi serangan goth dan vandal yang berlangsung secara barbarisme mengakibatkan runtuhnya kekaisaran romawi dan rusaknya tatanan kehidupan masyarakat baik secara politik maupun ilmu pengetahuan. Hal ini disusul oleh dominasi kekuatan agama (Kristen/gereja) terhadap tatanan kehidupan bahkan membatasi ruang berfikir masyarakat, gereja (pendeta) mengambil alih peran kontrol terhadap politik dan memaksakan doktrin atau pandangan agama terhadap kehidupan. Seperti pandangan terhadap kaum perempuan. Dimana harkat dan martabat perempuan benar-benar direndahkan. Bahkan dipandang sebagai makhluk tidak berguna. Para pemikir dan pemerhati ilmu dan sains dianggap manusia paling berdosa bahkan dihukumi sesat menyesatkan. Diantara mereka dihukum mati.

Ketertindasan ini justru mendorong masyarakat untuk meninggalkan gereja/agama. Setelah Eropa mengalami masa kegelapan, para pemikir berusaha mencari ide-ide baru dengan cara mempelajari ilmu-ilmu dari zaman Romawi kuno, Yunani kuno, atau kerajaan Ottoman untuk kemudian dimodifikasi. Dengan kata lain, pada masa ini terjadi perumusan ulang pandangan hidup yang dilakukan oleh para pemikir atau ilmuan barat yang seakan melahirkan sebuah pandangan baru terhadap hidup dan kehidupan, yang kemudian diistilahkan “WORL VIEW”. View adalah pandangan dan world adalah dunia/kehidupan. Kebangkitan ini lalu dikenal dengan renaissance. Sampai hari ini pun renaissance begitu kuat mewarnai kehidupan masyarakat modern, baik pemikiran maupun gaya hidup. Renaissance difahami sebagai kebangkitan kebebasan berekspresi, berfikir rasional, humanis. Muara dari pemikiran yang dihasilkan justru merupakan semangat meninggalkan agama, dimana ajaran agama dipandang mengekang dan membatasi ruang fikir manusia. Sehingga yang terusung kemudian adalah kebebasan berfikir tanpa batas dan munculnya istilah neutral. Sehingga kebenaran agama dipaksakan menjadi sesuatu yang relative dan hanya benar menurut pemeluknya.

Pandangan Islam

Ditinjau dari sudut pandang Islam, maka kita akan mendapati kenyataan, bahwa agama hadir untuk mengarahkan, menjaga dan menyelamatkan kehidupan manusia secara zahir maupun batin. Bahkan Islam sangat mendorong umat manusia untuk pempelajari dan mendalami ilmu pengetahuan dan sains. Islam mendorong manusia untuk memiliki kemampuan membaca, berfikir serta telaah mendalam terhadap seluruh ciptaan Allah yang menjadi inetrumen kehidupan manusia. Karena Allah menciptakan semua yang ada di muka bumi ini untuk manusia.

Wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah adalah perintah membaca :
ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ
“bacalah dengan nama Rabb-mu yang telah menciptakan” (QS. Al-‘Alaq : 1)
Bahkan tujuan al-Quran diturunkan adalah untuk ditadabburi dan dijadikan landasan fikir dan dzikir manusia. Allah berfirman :
كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ مُبَٰرَكٞ لِّيَدَّبَّرُوٓاْ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
29. Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. [Sad:29]

Oleh karena itu semua rumusan pandangan hidup dan kehidupan yang mengacu pada al-Quran dan hadits atau berbasis wahyu disebut ISLAMIC WORLD VIEW. Sebagai pembanding dan penyadar untuk meluruskan pemahaman masyarakat yang selama ini –sadar atau tidak- telah berkiblat kepada pemikiran barat dan/atau keluar dari batasan-batasan nilai al-Quran. Islamic world view bukan istilah yang dimunculkan dengan tujuan keren-kerenan. Sesungguhnya istilah Islamic world view adalah pengejawantahan akan syumuliyyatul islam (keuniversalan islam). Sebagai pembuktian bahwa al-quran turun sebagai petunjuk hidup yang sempurna. Sejarah pun membuktikan, bahwa kemajuan ilmu dan sains tidak luput dari peran ilmuan-ilmuan muslim yang menjadi pelopor dalam berbagai disiplin ilmu. Di antaranya, ibnu hayyan al kimmi menjadi pelopor di bidang ilmu kimia. Alkhawarizmi di bidang aljabar. Al-Razi di bidang pengobatan. Di bidang ilmu filsafat misalnya muncul nama alkindi, ibnu rusyd , , Al-farabi, al-gozali atau semisal ibn Sina.Dan masih banyak lagi.

Di era modern, istilah Islamic world view pun pernah dibahasakan dengan kalimat lain. Abul a’la Al-maududi membahasakan dengan nazhariyyatul islam. Sedangkan Sayyid Quthub menyebutnya “at-tashawwur al-islami. Sebagaimana syed Muhammad Naquib Al-attas membahasakan dengan kalimat “Ru’yatul islam lil wujud”.

Islam mengajarkan berfikir kritis, sistematis dan mendalam.

Dalam Islam, akal memiliki peran penentu seseorang dapat disebut sebagai mukallaf (individu yang dibebani tanggung jawab menghamba kepada Allah) yang akan dimintai pertanggungjawaban atas semua perbuatannya baik zahir maupun bathin (a’mal qolbiyyah). Untuk penyebutan akal dalam Al-Quran, selalu menggunakan kata kerja bermakna sekarang dan berkesinambungan (fi’il mudhari’).. hal ini mengisyaratkan proses berfikir akal tidak boleh terhenti. karena bekerjanya akal menandakan seorang manusia masih hidup. kejumudan akal fikiran bisa dikatagorikan kematian dini yang mendahului ajal manusia. Keberadaan tanpa nilai dan arti.

Di antara yang diriwayatkan tentang Rasulullah S.A.W, pernah bersabda :
من قرأحرفا من كتاب الله فله حسنة و الحسنة بعشر أمثالها, لا أقول الم حرف, ولكن ألف حرف ولام حرف وميم حرف.
“barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan ini dikali sepuluh (10 kebaikan). Aku tidak mengatakan الم itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf , lam satu huruf dan mim satu huruf. (HR. Attirmidzi).
Isyarat dalam riwayat ini, bahwa Rasulullah sangat menekankan kepada ummatnya untuk benar-benar mengkaji dengan mendalam setiap permasalahan. dan tidak boleh memandang remeh suatu masalah apa pun. Bahkan dalam riwayat lain Rasulullah berpesan :
لا تحقرن من المعروف شيئ
“Jangan kalian pernah sekalipun memandang rendah suatu kebaikan”

Bahkan perhatian dan ketertarikan para ulama dari masa silam terhadap ilmu, sampai pada pembahasan jumlah huruf, kata, ayat dalam Al-Quran. Sehingga dapat dipelajari oleh generasi hari ini. Ayat dalam al-Quran berjumlah 6.666 ayat atau 6.236 ayat. Jumlah huruf dalam alquran mencapai 340.740 huruf. Sedangkan kata mencapai 77.439 kata. Semua ini menunjukkan pentingnya berfikir mendalam dan teliti dalam islam.

Di Balik History Turunnya Al-Quran.

Ditinjau dari fase turunnya, Alquran dibagi menjadi dua katagori. Pertama, fase dakwah di makkah (sebelum hijrah), mesipun turunnya di luar kota Makkah, yang kemudian dikenal dengan surat-surat makkiyyah. Kedua, fase madinah (pasca hijrah ke kota Madinah, meskipun turunnya di luar kota madinah), yang kemudian dikenal dengan surat-surat madaniyyah.

Surat-surat makkiyyah memiliki beberapa ciri, antara lain :
1. Pada umumnya merupakan surat-surat pendek (al-mufashshal) dengan ayat-ayat yang pendek.
2. Substansi surat pada umumnya berhubungan dengan penanaman Aqidah tauhid, dengan pendekatan bahasan rububiyyah Allah agar manusia menyadari kewajiban menghamba kepada Allah.
3. Mengajak manusia untuk tadabbur ayat-ayat kauniyah.
4. Sarat dengan pesan akhlaq makhluk kepada sang khaliq.
5. Tidak membahas tentang syari’at.

Adapun surat-surat madaniyah dapat dikenali dari bebrapa ciri berikut :
1. Umumnya merupakan surat panjang dengan ayat-ayat panjang.
2. Berisikan tema-tema tasyri’ (pensyari’atan ibadah, hukum, perintah perang dan muamalah)
3. Banyak membahas tentang nabi terdahulu dan sikap ummatnya yang membangkang, agar menjadi pembelajaran bagi ummat Rasulullah S.A.W

Dari sisi usia, Rasulullah menerima wahyu pertama saat menginjak usia 40 tahun. Dimana fase dakwah makkah berlangsung selama 13 tahun. Usia 40 tahun merupakan usia matang. Pada rentang usia inilah diteguhkannya hati Rasulullah sebagai persiapkan untuk mengemban dakwah yang semakin berat.
كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِۦ فُؤَادَكَۖ وَرَتَّلۡنَٰهُ تَرۡتِيلٗا
“Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). [Al Furqan:32].

Kumpulan tema quran fase makkah bermuara pada : Rububiyyatullah (Allah sebagai rabb), uluhiyyatullah (haq Allah untuk disembah atau dipertuhankan), nubuwwah (kenabian), alhaq dan albathil (dalam hal ‘aqidah), sa’adah (kebahagiaan), rizki, kehidupan dunia dan akhirat, adab dan ilmu. Seorang mukmin yang sudah terbekali dengan baik dan benar dengan tema-tema ini, akan memiliki (1) Asy-syaja’ah (keberanian). Karena mengetahui tujuan hidup yang sesungguhnya. (2) At-Tafa’ul (optimisme) sebagai motivasi yang kuat dalam beramal, dan (3) Ath-thuma’ninah (ketenangan), karena menyadari semua tujuan hidupnya adalah untuk meraih ridha Allah. Dengan demikian, ummat islam adalah ummat dengan yang berimbang atau wasathan. tidak berlebih dalam beragama (ghulu, ifrath). Tidak pula meremehkan (tafrith). Menjadi pemimpin peradaban dunia. (lihat QS. 2 : 143).


Islamic World View Ideal Seorang Mukmin

Ismaic world view berbasis wahyu (Al-Quran dan Haadits), dapat juga digambarkan sebagai sebuah bangunan kokoh keperibadian individu, keluarga, masyarakat bahkan Negara. Dimana pondasinya adalah Aqidah yang kuat, mengikat diri dengan pemahaman dan nilai-nilai tauhid yang lurus, yang merupakan satu kesatuan ilmu yang diimani. Kemudian keimanan ini diwujudkan dalam bentuk amal zahir menjalankan syari’at, baik ibadah maupun mu’amalah. Dengan demikian Aqidah yang shahih akan berbanding dengan ibadah yang salimah (selamat dari kekurangan) sehingga akan melahirkan kemuliaan akhlak merupakan puncak karir seorang mukmin. Dan kemuliaan akhlaq adalah goal dari diutusnya Rasulullah S.A.W. hal ini terredaksikan dalam hadits :
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
“sesungguhnya aku diutus hanya untuk meyempurnakan kemuliaan akhlaq” (HR. Ahmad)

Dalam riwayat lain Rasulullah bersabda :
خياركم أحاسنكم أخلاقا
Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaqnya (HR. Tirmidzi )
إن من أحبكم إلىَّ أحسنكم أخلاقاً
“sesungguhnya di antara yang paling aku cintai di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Bukhari)

Akhlak tidak hanya sebatas sopan santun sesama manusia, akhlah harus difahami dengan makna yang luas. Dimana akar kata akhlak berasal dari خ ل ق , yang memiliki banyak turunan kata. الخالق memiliki makna sang pencipta. Allah subhanahu wa ta’ala. المخلوق merupakan kata yang mencakup seluruh ciptaan Allah. الخلق dengan men-dhommahkan huruf kha’, memiliki makna bentuk fisik dan non fisik (perangai,sikap dan tindakan) seorang manusia. Dengan kata lain, akar kata خ ل ق mengandung makna : seluruh nilai-nilai kemuliaan yang menghubungkan individu manusia sebagai makhluk kepada sang khalik (hak Allah untuk disembah dan ditaati). Nilai-nilai kemuliaan dalam interaksi antar sesama manusia bahkan dengan mahhluk hidup lainnya. Seperi akhlak dengan alam semesta, termasuk biantang, hewan dan tumbuhan.

Tentang akhlak seorang manusia pada dirinya sendiri, Rasulullah begitu banyak menitipkan pesan kepada umatnya. Salah satunya adalah akhlak terhadap hak fisik manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menegur beberapa sahabat yang ingin berlebih dalammelakukan ibadah kepada Allah. Ada yang ingin beribadah sepanjang hayat tanpa menikah. Ada yang ingin melakukan shalat sepanjang malam tanpa tidur sedikitpun. Ada yang berazam untuk melakukan puasa tanpa berbuka dan sahur. Rasulullah bersabda :
(( أنتم الذين قلتم كذا وكذا؟ أما والله إني لأخشاكم لله، وأتقاكم له، لكني أصوم وأفطر، وأصلي وأرقد، وأتزوج النساء، فمن رغب عن سنتي فليس مني،) متفق عليه
“kalian mengatakan begini dan begini ? ketahuilah demi Allah, sesungguhnya aku adalah yang paling takut kepada Allah di antara kalian dan paling bertakwa kepada-Nya. Akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, shalat dan juga tidur, menikahi wanita. Maka barang siapa yang enggan mengikuti sunnahku maka ia bukan bagian dari-umat-ku” (muttafaqun ‘alaih).

Pandangan Islam terhadap usia Manusia

Tentang rentang usia umatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan :
أعمار أمتي ما بين الستين إلى السبعين، وأقلهم من يجوز ذلك
“Kisaran usia umatku antar 60 tahun hingga 70 tahun, dan sangat sedikit di antara mereka melampaui rentang itu” (HR. Ibnu Hibban, Hakim dan Tirmidzi).

Dari gambaran hadits tersebut, usia manusia terbagi menjadi tiga fase : Pertama, fase usia 0-20 tahun. Kedua, fase usia 20-40 tahun. Ketiga, pase usia 40-60 tahun.
Fase pertama, merupakan fase kejahilan yang harus dimanfaatkan dengan baik untuk menuntut ilmu atau fase mengatasi dan melawan kejahilan. Fase kedua merupakan awal kedewasaan menuju usia matang ilmu (‘Alim). Dimana seseorang mulai memahami dengan utuh makna hidup dan tujuannya. Sedangkan fase ketiga merupakan fase rusyd (usia matang). Dimana seseorang mencapai kesempurnaan pertumbuhan jasad maupun ruh (pemahaman utuh tentang hidup dan kehidupan yang ditandai dengan stabilnya emosi dan kemampuan berfikir yang ideal atau fahim. Dan mulai memasuki usia kuhulah dengan dibekali pemahaman mendalam (Faqih). Dengan demikian, kehidupan manusia dengan seluruh rentang usia yang akan dilewatinya merupakan perjalanan dari keadaan jahil menjadi seorang yang faham dan berilmu atau faqih. Dimana peroses ini disebut TAFAQQUH.

SEMOGA KITA SEMUA TERMASUK HAMBA-HAMBA YANG BERUSAHA MENUJU PENGHAMBAAN SEMPURNA KEPADA ALLAH. AMIN.

Tidak ada komentar:

Pengikut